Selasa, 16 Februari 2010

Bermula dari Uang Rp 100,00



Rp 100,00

1. Hmm, apa yang pertama kali kalian pikirkan tentang nilai uang seratus rupiah? Apakah cilik, ra penting, ra payu, nggo tuku permen rung mesti entuk dan berbagai hal lainnya? Apakah itu yang dipikirkan oleh seorang anak orang-orang berada dengan uang saku berpuluh-puluh ribu atau bahkan beratus-ratus ribu perharinya? Mengganggap uang seratus rupiah bernilai nol. Untuk apa? Mbayar parkir aja nggak cukup apalagi buat beli sepatu, tas, baju, jaket, sweater, kacamata, kalung, gelang, anting. Haah, mungkinkah itu memang benar dipikirkan oleh mereka? Yang bahkan uang seribu sudah tidak ada artinya lagi. Membuang uang untuk membeli hp yang paling baru, padahal yang lama masih bisa dipakai. Atau membuang uang untuk makan di restoran mewah, hanya karena tidak mau terlihat makan di warung biasa. Atau bahkan membeli baju mode terbaru, karena semua bajunya sudah pernah dipakainya sekali? -_-v


Sabtu, 13 Februari 2010

Apakah Begini Tingkah Laku Anak Jaman Sekarang?


Ada anak kota, ada anak ndeso
Ada anak orang kaya, ada anak orang kere
Ada anak pinter, ada anak bodo
Ada anak cantik, ada anak agak nggak cantik
Ada anak kemayu, ada anak biasa wae 

Apa itu? Itu sedikit gambaran tentang sesuatu yang biasanya langsung terlintas saat kita melihat seseorang (mungkin). Memang terkadang kita sering men-'judge' seseorang dari luarnya saja, bahkan walaupun sudah kenal kita masih bisa belum saling mengenal. Tapi, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk saling mengenal dengan orang lain. Cara paling efektif ya ngobrol. Hal itu sudah sering tak lakuin sama temen-temenku, kita jujur-jujuran tentang kekurangan dan kelebihan masing-masing. Walaupun kejujuran pas ngungkapin kekurangan itu 'mak jleb' banget, kita harus bisa nerima dan bahkan seneng soalnya itu berarti temen kita sayang sama kita dan mau ngasih tau kita supaya kita bisa berubah. Itu juga membuktikan bahwa mereka memperhatikan kita karena aku pernah denger 'Teman sejati itu teman yang bisa mengungkapkan kekurangan-kekurangan kita, bukan hanya melihat kelebihan kita'. Iya nggak sih? Kita seneng kan kalo temen kita tau kekurangan kita dan mereka ternyata masih mau bertemen sama kita.